.
.
Oleh : Ramlawati Harun
Tempat : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun : 2016
Pilihan Unduh File Ada Di Bagian Bawah Artikel Ini..!
Sedimentasi
Laut merupakan sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan
akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan
yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut sedimen marine. Gross
(1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari
organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia
yang terjadi di laut.
Jenis-Jenis Sedimentasi Laut
Jenis
sedimentasi laut ini dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan
Sedimen Biogenik Pelagis.
1. Sedimen Biogenik Pelagis.
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik
terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu
berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme
plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa
organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air
untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada
beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi
primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat
digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman
dulu.
2. Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri
atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut
sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran
grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh
bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung,
bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak
beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.
Proses Sedimentasi
Proses
sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan erosi menghasilkan materi yang
bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin, gelombang dan lain sebaginya.
Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur, maupun tanah. Material yang
terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat sesuai dengan karakteristik
media pengangkutnya. Apabila aliran air deras, ataupun kekuatan angin sangat
kencang, maka materi akan terendapkan di tempat yang jauh dari tempat asal
terjadinya erosi maupun pelapukan. Sedimentasi (pengendapan) berlangsung secara
bertahap sehingga membentuk sedimen yang berlapis-lapis. Proses seperti inilah
yang turut membentuk muka Bumi kita ini.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sedimentasi
1. Pasang Surut
Pengaruh gaya pasang surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan
sedimentasi. Wilayah pantai yang mengalami peristiwa pasang surut harian ganda
atau pasut surut tipe campuran condong ke ganda memiliki pengaruh yang berbeda
dengan wilayah pantai yang hanya mengalami pasang surut harian tunggal, dimana
wilayah yang memiliki pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke
ganda mengalami proses transportasi sedimen yang lebih dinamis jika
dibandingkan dengan pasang surut harian tunggal.
Selain tipe pasang surut, perbedaan lama waktu antara pasang
dan surut juga mempengaruhi peristiwa abrasi sedimentasi. Kawasan pantai yang
mengalami proses pasang yang cenderung lebih lama dari waktu surut, akan
berakibat memberikan peluang waktu yang lebih banyak bagi gelombang untuk
mengabrasi wilayah daratan.
2. Gelombang Laut
Gelombang laut adalah gerakan melingkar molekul-molekul air
yang tampak sebagai gerakan naik turun. Gelombang laut disebabkan oleh angin
yang berhembus pada permukaan laut yang mendesak air laut.
Ombak yang terjadi di laut dalam pada umumnya tidak
berpengaruh terhadap dasar laut dan sedimen yang terdapat di dalamnya.
Sebaliknya ombak yang terdapat di dekat pantai, terutama di daerah pecahan
ombak mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam pembentukan morfologi
pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan kerikil) yang ada di dasar
laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir. Di samping mengangkut sedimen
dasar, ombak berperan sangat dominan dalam menghancurkan daratan (abrasi laut).
Daya penghancur ombak terhadap daratan/batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain keterjalan garis pantai, kekerasan batuan, rekahan pada batuan,
kedalaman laut di depan pantai, bentuk pantai, terdapat atau tidaknya
penghalang di muka pantai dan sebagainya.
3. Arus
Arus adalah gerakan air yang
mengakibatkan perpindahan horisontal massa air. Sistem-sistem arus laut utama
dihasilkan oleh beberapa daerah angin utama yang berbeda satu sama lain,
mengikuti garis lintang sekeliling dunia dan di masing-masing daerah ini angin
secara terus menerus bertiup dengan arah yang tidak berubah-ubah (Nybakken,
1988 dalam Putinella, 2002).
Berbeda dengan peran ombak yang mengangkut sedimen tegak
lurus terhadap arah ombak, arus laut mampu membawa sedimen yang mengapung
maupun yang terdapat di dasar laut. Pergerakan sedimen searah dengan arah
pergerakan arus, umumnya menyebar sepanjang garis pantai. Bentuk morfologi spit, tombolo, beach ridge atau
akumulasi sedimen di sekitar jetty dan
tanggul pantai menunjukkan hasil kerja arus laut.
4. Angin
Angin disebabkan karena adanya
perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidakseimbangan
pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi.
Keadaan ini mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai
dengan timbulnya sifat khusus yaitu terdapatnya tekanan udara yang tinggi dan
rendah. Sebagai contoh, massa udara yang bertekanan tinggi dibentuk di atas
daerah-daerah kutub, sedangkan massa udara yang bertekanan rendah yang kering
dan panas terkumpul di daerah subtropik. Massa udara ini tidak tetap tinggal
pada tempat di mana mereka ini dibentuk, tetapi begitu mereka melewati daerah
daratan mereka akan tersesat oleh aliran angin yang ditimbulkan dengan adanya
perubahan dan variasi iklim setempat. Massa udara yang bertekanan tinggi ini
dikenal sebagai anti-cyclones ; udara yang beredar di dalamnya berputar ke arah
lawan jarum jam (anti-clockwise) pada bagian belahan bumi sebelah Selatan,
sedangkan di belahan bumi sebelah Utara mereka berputar ke arah jarum jam (clockwise). Massa udara yang bertekanan rendah
dinamakan cyclones. Gerakan massa
udara di dalamnya bergerak ke arah jarum jam di belahan bumi Selatan dan ke
arah lawan jarum jam di belahan bumi Utara.
Gelombang yang
terjadi di laut disebabkan oleh hembusan angin (Nontji, 1999). Faktor yang
mempengaruhi bentuk/besarnya gelombang yang disebabkan oleh angin adalah: kecepatan angin, lamanya angin bertiup, kedalaman
laut, dan luasnya perairan, serta
fetch (F) yaitu jarak antara
terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut.
5. Sedimen Pantai
Sedimen pantai adalah
partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batuan-batuan dari
daratan dan potongan-potongan kulit (shell)
serta sisa-sisa rangka-rangka organisme laut. Tidaklah mengherankan jikalau
ukuran partikel-partikel ini sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik mereka
dan akibatnya sedimen yang terdapat pada berbagai tempat di dunia mempunyai
sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lain. Misalnya sebagian besar dasar
laut yang dalam ditutupi oleh jenis partikel yang berukuran kecil yang terdiri
dari sedimen halus. Sedangkan hampir semua pantai ditutupi oleh partikel
berukuran besar yang terdiri dari sedimen kasar.
Keseimbangan antara sedimen yang
dibawa sungai dengan kecepatan pengangkutan sedimen di muara sungai akan
menentukan berkembangnya dataran pantai. Apabila jumlah sedimen yang dibawa ke
laut dapat segera diangkut oleh ombak dan arus laut, maka pantai akan dalam
keadaan stabil. Sebaliknya apabila jumlah sedimen melebihi kemampuan ombak dan
arus laut dalam pengangkutannya, maka dataran pantai akan bertambah (Putinella,
2002).
Ada beberapa klasifikasi sedimen
berdasarkan ukuran butirnya, yaitu:
Keterangan
|
Ukuran (mm)
|
Boulders (batu kasar)
Gravel (kerikil)
Very course sand (pasir sangat kasar)
Course sand (pasir
kasar)
Medium sand (pasir
setengah kasar)
Fine sand (pasir halus)
Very fine sand (pasir sangat halus)
Silt (lanau, lumpur)
Clay (lempung)
|
>
265
2
– 265
1
– 2
0,5
– 1
0,25
– 0,5
0,125
– 0,25
0,0625
– 0,125
0,0039
– 0,0625
<
0,0039
|
6. Kemiringan dan
Arah Garis Pantai
Pantai bisa terbentuk dari material
dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil (gravel). Kemiringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan ukuran
material dasar. Pantai lumpur mempunyai kemiringan sangat kecil sampai mencapai
1:5000. Kemiringan pantai pasir lebih besar yang berkisar antara 1:20 dan 1:50.
Kemiringan pantai berkerikil bisa mencapai 1:4. Pantai berlumpur banyak
dijumpai di daerah pantai di mana banyak sungai yang mengangkut sedimen
suspensi bermuara di daerah tersebut dan gelombang relatif kecil (Triatmodjo,
1999).
Arah garis pantai dapat mempengaruhi
energi gelombang dan kecepatan arus susur pantai. Ketika arah datang gelombang
tegak lurus dengan arah garis pantai, maka energi gelombang yang bekerja dapat
lebih maksimal dalam melakukan proses abrasi. Sedangkan untuk arus susur
pantai, kecepatannya akan melemah ketika arah datangnya hampir tegak lurus
dengan arah garis pantai.
2.5 DAMPAK SEDIMENTASI
1. Delta
Delta terbentuk di muara sungai, yaitu tempat pertemuan
sungai dengan laut. Pada saat aliran sungai mendekati laut, arusnya melemah
karena adanya pengaruh gelombang laut, sehingga material yang dibawa aliran
sungai mengendap di lokasi ini dan membentuk delta. Nah, bagaimana delta
terbentuk dapat kamu cermati pada gambar berikut.
Gambar Proses pembentukan delta.
Delta yang berkembang luas dapat menyatu dengan daratan
sehingga akan menambah luas daratan. Dilihat dari bentuk fisiknya, ada beberapa
bentuk delta, yaitu delta kaki burung, delta busur segitiga (kipas), dan delta
kapak. Cobalah temukan informasi tentang ketiga delta tersebut dan
perbedaannya.
2.
Kipas Aluvial
Kenampakan ini terbentuk di kaki gunung. Pada tempat ini
terjadi perubahan kemiringan dari pegunungan ke dataran, sehingga energi
pengangkut (air) melemah dan akhirnya material hasil erosi terendapkan. Materi
yang terendapkan merupakan aluvium halus. Umumnya terbentuk di antara lembah
curam dan sempit.
3.
Tanggul Alam
Tanggul alam terbentuk pada waktu terjadi banjir, akibatnya
material-material dari air sungai meluap di kanan kiri sungai. Ketika banjir
mereda, material tersebut terendapkan di kanan kiri sungai dan lama-kelamaan
semakin tinggi menyerupai tanggul.
4.
Meander
Meander adalah salah satu bentuk
sungai yang khas. Sungai dengan kelokan yang terbentuk dari adanya pengendapan.
Meskipun sungai ini banyak terdapat di bagian tengah suatu DAS, bahkan
mendekati hilir, tetapi proses pembentukannya dimulai di bagian hulu. Volume
air di bagian hulu yang kecil mengakibatkan tenaga yang terbentuk pun kecil.
Oleh karenanya sungai akan mencari rute yang paling mudah, yaitu materi batuan
yang tidak resistan. Di bagian tengah, aliran air mulai melambat karena relief
yang datar. Di sinilah pembentukan meander mulai nyata. Proses meander terjadi
di tepi sungai baik bagian dalam maupun luar lekukan sungai. Pada bagian sungai
yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan, di bagian lain dari tepi sungai
yang alirannya lamban akan terjadi pengendapan. Meander terbentuk dari proses
ini yang berlangsung secara terus-menerus.
Gambar Terbentuknya Meander
5.
Gumuk Pasir
Gumuk pasir merupakan bentang alam hasil pengendapan oleh
angin. Bentang alam ini dapat terbentuk di pantai maupun di gurun. Terbentuk
karena adanya akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat
sehingga pasir terangkut dan kemudian terendapkan membentuk gumuk pasir.
Bentang alam semacam ini dapat kamu temukan ketika kamu mengunjungi Pantai
Parangtritis di Yogyakarta.
Kesimpulan
Sedimentasi Laut merupakan sungai yang mengalir dengan
membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut
terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut
ini disebut sedimen marine.
Jenis
sedimentasi laut ini dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan
Sedimen Biogenik Pelagis. Dimana sedimen terigen pelagis ini yaitu sedimen
biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks yang berasal dari
organism laut misalnya plankton. Kemudian sedimen biogenic pelagis mampir semua
sedimen terigen ini berada di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi
yang berukuran sangat kecil. Sedimentasi biogenic berasal dari sedimentasi
hasil glacial. Glacial ini merupakan bongkahan es yang dapat mengakibatkan
terjadinya sedimentasi (pengendapan) di areal gunung es dan lain sebagainya.
Proses
sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan erosi menghasilkan materi yang
bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin, gelombang dan lain sebaginya.
Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur, maupun tanah. Material yang
terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat sesuai dengan karakteristik
media pengangkutnya.
Factor
penyebab terjadinya sedimentasi yaitu disini ada enam factor diantaranya yaitu,
adanya pasang surut air laut dalam jangka waktu yang lama, gelombang air laut
dapat mempengarugi sedimentasi, arus, angin, sedimen pantai, serta kemiringan
dan arah garis pantai.
Dampak dari
adanya sedimentasi yaitu, terbentuknya delta di muara sungai, terbentuknya
kipas alluvial, tanggul alam, meander (sungai yang berkelok-kelok), dan gumuk
pasir.
Saran
Kita tahu
sedimentasi ini berawal dari anya erosi di suatu tempat, sehingga mengakibatkan
material-material yang di bawa oleh angin, air, gelombang, arus dan lain
sebagainya menjadi mengendap dalam kurun waktu yang cepat maupun secara lambat.
Jadi dengan adanya pengendapan atau sedimentasi ini menimbulkan dampak positi
maupun dampak negative bagi masyarakat sekitar. Sehingga kita sebagai khalifah
yang baik di bumi ini, tugas kita, menjaga melindungi serta melestarikan
kekayaan alam dengan sebaik-baiknya agar tidak tereosi maupun tidak terabrasi
yang mengakibatkan sedimentasi ini berlangsung.
Sumber:
Myawaludin.2011.Dampak Sedimentasi di Daerah Pesisir.(Online), (http://blogs.unpad.ac.id/, diakses 03 Juni 2013)
Yaksa, Indra.2009.Pengertian Sedimen.(Online), (http://indrayaksa.wordpress.com/, diakses 03 Juni 2013)
Budiyanto.2012.Bentang Alam Akibat Proses Sedimentasi Pengendapan.(Online), (http://budisma.web.id/, diakses 03 Juni 2013)
Yayat.2011.Abrasi dan Sedimentasi Pantai.(Online), (http://dhayatgeo.blogspot.com/, diakses 03 Juni 2013)
Tradila, Reqy. 2010. Sedimentasi Laut. (Online),(http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com/, diakses 03 Juni)
File Word-nya bisa unduh di sini : Makalah Sedimentasi Dasar Laut
Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disini: Tutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.
0 komentar:
Post a Comment