.
.
Oleh : Lilan M. Bade, Untung Suprapto
Tempat : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun : 2016
Profesi guru sebelum kemerdekaan
Tempat : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun : 2016
a.
Pendidikan di zaman VOC
Pada tahun 1607 sekolah pertama
didirian di Ambon. Tujuan utamanya melenyapkan agama katolik selanjutnya jumlah
sekolah bertambah pada tahun 1632 sebanyak 16 sekolah di Ambon kemudian
meningkat menjadi 33 buah dengan 1300 murid, dan perkembangannya mengalami
penurunan di abad 18.
Sekolah pertama di buka di Jakarta
pada tahun 1630. Untuk mendidik anak belanda dan jawa menjadi pekerja yang
kompoten pada VOC. Pada tahun 1636 menjadi 3 buah dan pada tahun 1706
telah ada 34 guru dan 4873 murid. Sekolah-sekolah itu terbuka untuk semua murid
tanpa terkecuali.
Menurut peraturan sekolah 1643 tugas
guru ialah memupuk rasa takut terhadap Tuhan, mengajarkan dasar-dasar agama
kristen, mengajar anak berdoa, pergi ke gereja, mematuhi orang tua, penguasa
dan guru-guru. Kurikumnya belum ditentukan namun sekolah bisanya menyajikan
pelajaran tentang katekismus, agama, juga membaca, menulis, dan
bernyanyi.Demikian pula tidak ditentukan lama belajar. Peraturan hanya
menentukan bahwa anak pria lebih dari usia 16 dan anak wanita lebih dari 12
tahun hendaknya jangan dikeluarkan dari sekolah.
b.
Pendidikan sebelum Reorganisasi 1892
Pendidikan guru menjadi masalah
penting dalam masa perluasan pendidikan.Sekolah guru (kweekschool) pertama
dibuka pada tahun 1852 di Solo, segera diikuti oleh sekolah guru lainnya
dipusat bahasa-bahasa utama di Indonesia.Sekolah-sekolah ini menghasilkan lebih
dari 200 guru antara 1887 dan 1892.Kemudian setelah depresi ekonomi jumlahnya
dikurangi.
Sebelum sekolah guru dapat
menghasilkan jumlah guru yang cukup, tidak diadakan syarat khusus untuk
melakukan profesi guru ini. Karena gudang dan kantor pemerintah hanya dapat
diterima sebagai guru. Mutu pendidkan sering sangat rendah apalagi di luar jawa
karena diantara guru ada yang tidak pandai berbahasa melayu, yang tak lancar
membaca, atau tak dapat mengalikan.Ada kelas-kelas yang besar sekali. Pada
tahun 1859 seorang guru di Kaibobo (seram) harus menghadapi 285 murid dan di
Manado 260 murid dalam satu kelas.
Karena kebutuhan guru yang
mendesak setelah 1863, pemerintah memutuskan pada tahun 1892 akan mengangkat
guru tanpa pendidikan sebagai guru. Pada tahun 1875 diadakan ujian bagi mereka
yang ingin mendapat kualifikasi guru tanpa melalui sekolah guru.
c.
Sekolah Desa
Pada tahun 1907 diciptkan sekolah
baru yakni sekolah desa, yang akan menyebarkan cahaya diseluruh nusantara untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pelajaran yang diberikan di sekolah itu
berupa bahasa jawa, pekerjaan tangan membuat keranjang, pot, genteng dan
sebagainya.
Sekolah itu sendiri peremitif.anak-anak
duduk di lantai seperti di rumah masing-masing. Kaleng kosong yang diperoleh
Cuma-Cuma dari warung cina dijadikan meja tulis.Sebidang tanah dipagari, tempat
anak-anak yang menggembalakan kerbau dapat menyimpan kerbaunya selama mereka
belajar, diawasi oleh seorang dewasa.Sekolah dibuka pulul 09.00 – 12.00 dan
13.00 – 15.00.
Karena keinginan untuk membuat
sekolah desa (Volksshcool) sederhana dan semurah mungkin Van Heutz tidak merasa
perlu mencari guru yang kompeten dan mengangap juru tulis desa sudah
memadai.atas saran DDPA (Direktur Departemen Pengajaran dan Agama) serta para
inspektur akhirnya diangkat seorang guru untuk tiap sekolah.
Pada umunya guru sekolah desa lebih
rendah mutunya dari pada gur sekolah lainnya.Karena setelah menjadi guru tidak
ada kesempatan untuk memperluas dan memerdalam pengetahuannya.Keuntungannya
adalah bahwa mereka tetap tinggal di desa. Mendidik guru di kota membuat
mereka enggan kembali ke desa terpencil. Maka pemerinth dihadapi dilema
antara memperbaiki mutu guru atau mengusahakan agar mereka menetap di desa.
Guru dengan pengetahuan yang
demikian dangkal tidak akan mencetuskan ide-ide yang refolusioner dalam
masyarakat desa. Mereka bukan pencetus ide baru, melainkan banyak sedikit alat
pemerintah untuk memelihara keamanan dan ketertiban.Inspeksi yang ketat tidak
banyak member kebebasan untuk pembaruan dan rupanya mereka juga tidak akan
memulai sesuatu yang baru andaikan diberi kebebasan yang lebih banyak.
Profesi guru setelah kemerdekaan
a. masa orde lama
Kuliah di IKIP kurang bergengsi dan
tidak menjanjikan.Tragisnya pandangan saat itu diakibatkan dari kurangnya
apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap pekerjaan guru. Guru tidak
mengajar sesuai prinsip-prinsip pedagogik hanya sebatas kewajiban saja. Bahkan
guru bisa mengajar lebih dari satu sekolah. Juga bisa bekerja sambilan selesai
kewajiban mengajar ditunaikan, misalnya jadi tukang ojek.
Semua itu terjadidemi tuntutan
kebutuhan hidup yang melambung ketimbang gaji guru yang kecil. Ada lagi hal
yang menimpa orang jika memilih pekerjaan guru seorang pria akan ragu meminang
perempuan karena bekerja sebagai guru sebaliknya seorang perempuan ragu memilih
pria yang bekerja sebagai guru. Orang tua pun tidak akan mengijinkan anak
perempuannya jika dipinang oleh pria yang bekerja sebagai guru. Boleh dibilang
masa orde baru yang lalu memilih kuliah di IKIP dan bekerja sebagai guru
adalah hal yang sangat memalukan dan memilukan.
b. masa orde baru
Guru diberikan apresiasi yang luas
oleh pemerintah dengan keputusan presiden bahwa guru merupakan pekerjaan mulia
yang harus disejajarkan dengan profesi lainnya seperti dokter dan lainnya, maka
pekerjaan guru kini merupakan sebuah profesi. Apresiasi guru merupakan
sebuah profesi bukan cuma diucapkan saja melainkan ada kelanjutannya yakni
seabrek tugas diemban kepada pemerintah melalui departemen pendidikan untuk
menggodok regulasi agar guru lebih bermakna.
Regulasi yang dikeluarkan pun bergulir dengan
menggandeng lembaga LPTK untuk menyusun langkah-langkah progres
yang sekarang dikenal dengan nama sertifikasi guru. Seorang guru akan
memperoleh sertifikat pendidik setelah melalui rangkaian tahapan baik secara
administrasi atau pun pelatiahan.
Pada awalnya pelaksaan sertifikasi
ini menimbulkan kontradisi karena proses seleksi saat itu ada guru yang
menyertakan protofolio palsu lagi-lagi cuma mengejar sertifikat dan sejumlah
tunjangan yang besarnya satu kali gaji pokok per bulan. Kepada guru yang
melakukan kepalsuan itu sangat memalukan tapi tidak memilukan bagi pelakunya.
Pemerintah pun tanggap atas hal ini maka instrument pun diperketat dengan
menyertakan keaslian dari semua sertifikat atau bukti belajar dan karya
ilmiah yang ditempuh guru selama mengemban tugasnya.
Republik Indonesia yang kita cintai,
sudah memberikan apresiasi terhadap guru meski belum semuanya dan maksimal.
Tidak meratanya sertifiaksi guru dan permasalahan pengangkatan pegawai
PNS terhadap guru bantu merupakan pekerjaan rumah bagi Institusi pemerintah
pusat dan daerah. Berbicara pemerintah daerah, DKI Jakarta, salah satu provinsi
yang memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan guru dan dunia
pendidikan.Bangga menjadi guru di DKI Jakarta.
Sejatinya saat ini guru dituntut
bekerja secara berkualitas dan mau belajar agar selalu inovatif. Guru sebagai agen
perubahan sudah selayaknya bukan berpangku tangan atau pesimis atas segala
persoalan pendidikan khususnya di sekolah pada satuan pendidikan. Guru
harus mengejar ketertinggalan pengetahuan teknologi dan informasi yang
akan terus berkembang dan melesat. Kita akan terpuruk kalau semua apresiasi
yang diterima dari pemerintah pusat dan daerah cuma dihitung secara nominal.
Guru harus belajar lagi dan berkarya tiada
henti Bukankah belajar sepanjang hayat selama dikandung badan? Memalukan
jika guru berhenti belajar, malas mengembangkan kompetensi dan
keprofesionalitasnya. Pekerjaan guru sekarang tidak mamalukan tapi jika selalu
pesimis akan memilukan. Guru yang memalukan adalah guru yang malas
datang kerja, sekali datang marah-marah kepada komunitas sekolah, tidak
belajar untuk hal-hal yang baru dan bertanya. Salam dan selamat kepada
seluruh guru di Republik Indonesia.
Perbandingan guru jaman dulu
dengan guru sekarang
a. Cara
Mengajar
Cara
mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan menggunakan
penjelasan yang bertele-tele, yang sepertinya setiap kata yang ada di buku itu
dibaca. Dengan metode ini, pengetahuan yang diterima siswa hanya bersumber dari
sang guru saja.
Sedangkan
guru zaman sekarang lebih sering hanya menjelaskan secara singkat materinya,
lalu mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dengan
cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar
sekolah. Misalnya dengan browsing di Internet, mengikuti kursus, dan lain
sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak.
b.
Cara Menasihati Siswa
Cara
menasihati siswa yang dilakukan oleh guru-guru zaman dulu adalah dengan
kalimat- kalimat yang biasanya kasar.Seperti menyinggung kondisi ekonomi
keluarganya, penampilannya, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat para
siswa saat itu menjadi berfikir keras agar tidak akan diledek oleh guru-guru
mereka.
Perlakuan
berbeda dilakukan guru zaman sekarang.Mereka biasanya menasihati para murid
hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan
murid tersebut.Cara ini kurang efektif karena murid kadang-kadang hanya
mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.
c. Cara
Berinteraksi Diluar Kelas
Guru-guru
zaman dulu dengan gaya mengajarnya kaku, diluar kelas apabila disapa oleh murid
nya, mereka hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja. Karena dalam diri mereka,
ada suatu doktrin yang menjelaskan bahwa ada garis pemisah antara guru dan
murid.Jadi, sang murid harus sangat menghormati gurunya.
Sedangkan
guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi diluar kelas. Misalkan saja
ada murid-muridnya yang menyapa, mereka akan tersenyum lepas dan kadang-kadang
justru bercanda dengan murid-muridnya itu. Seakan akan tidak ada garis batas
antara murid dan guru. Guru pun bisa dijadikan tempat untuk mencurahkan segala
isi hati kita (curhat) tentang sekolah maupun kehidupan sehari-hari kita.
d. Penggunaan Teknologi
Ketika
zaman dulu, yang mana saat itu teknologi belum secanggih sekarang ini, seorang
guru apabila ingin menjelaskan materinya, hanya dengan menggunakan kapur dan
papan tulis kayu saja. Atau bila dengan alat bantu, paling jauh hanya
menggunakan peta untuk pelajaran geografi.
Hal
yang sangat berbeda dilakukan oleh guru zaman sekarang. Guru sekarang lebih
senang menuliskan materi ajarnya di sebuah file presentasi yang nanti hasilnya
bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor. Disamping lebih praktis,
cara ini bisa membantu para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu
gambar/objek/benda.
e.
Pemberian Nilai
Pemberian
nilai yang dilakukan oleh guru zaman dulu adalah selain nilai asli, ada nilai
yang diambil secara subyektif oleh guru tersebut. Hal-hal yang dinilai antara
lain adalah kesopanan, etika, dan keantusiasan siswa tersebut dalam mendalami
materi yang diajarkan guru tersebut. Sehingga dengan cara itu, nilai siswa
benar-benar asli sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa tersebut.
Berbeda
dengan guru zaman sekarang.Kebanyakan guru zaman sekarang hanya mengisi kolom
nilai seorang murid hanya dari hasil rata-rata ulangan ditambah tugas, dan
keaktifannya dalam bertanya ataupun menjawab. Sehingga tidak jarang nilai yang
muncul di rapor tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari murid tersebut
Guru
zaman dahulu dan zaman sekarang ternyata memiliki perbedaan yang sangat
menonjol, dan ini menunjukkan ciri khas masing-masing guru. Nah, alangkah lebih
baik, apabila hal yang baik di masa lalu diterapkan di masa kini dan hal yang
buruk dijadikan pelajaran.
Kesimpulan
1. Pendidikan di zaman VOC
Pada tahun 1607 sekolah pertama
didirian di Ambon. Tujuan utamanya melenyapkan agama katolik selanjutnya jumlah
sekolah bertambah pada tahun 1632 sebanyak 16 sekolah di Ambon kemudian
meningkat menjadi 33 buah dengan 1300 murid, dan perkembangannya mengalami
penurunan di abad 18.
Sekolah pertama di buka di Jakarta
pada tahun 1630. Untuk mendidik anak belanda dan jawa menjadi pekerja yang
kompoten pada VOC. Pada tahun 1636 menjadi 3 buah dan pada tahun 1706
telah ada 34 guru dan 4873 murid. Sekolah-sekolah itu terbuka untuk semua murid
tanpa terkecuali.
2. Pendidikan sebelum Reorganisasi 1892
Pendidikan guru menjadi masalah
penting dalam masa perluasan pendidikan.Sekolah guru (kweekschool) pertama
dibuka pada tahun 1852 di Solo, segera diikuti oleh sekolah guru lainnya
dipusat bahasa-bahasa utama di Indonesia.Sekolah-sekolah ini menghasilkan lebih
dari 200 guru antara 1887 dan 1892.Ada kelas-kelas yang besar sekali. Pada
tahun 1859 seorang guru di Kaibobo (seram) harus menghadapi 285 murid dan di
Manado 260 murid dalam satu kelas.
3. Sekolah desa
Pada tahun 1907 diciptkan sekolah
baru yakni sekolah desa, yang akan menyebarkan cahaya diseluruh nusantara untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pelajaran yang diberikan di sekolah itu
berupa bahasa jawa, pekerjaan tangan membuat keranjang, pot, genteng dan
sebagainya.
Profesi
guru setelah kemerdekaan
a. Masa orde lama
Boleh dibilang masa orde lama yang
lalu memilih kuliah di IKIP dan bekerja sebagai guru adalah hal yang
sangat memalukan dan memilukan.
b. Masa orde baru
Guru diberikan apresiasi yang luas
oleh pemerintah dengan keputusan presiden bahwa guru merupakan pekerjaan mulia
yang harus disejajarkan dengan profesi lainnya seperti dokter dan lainnya, maka
pekerjaan guru kini merupakan sebuah profesi.
Perbandingan
guru jaman dulu dengan sekarang
1. cara mengajar
2. cara menasihati siswa
3. cara berinteraksi diluar kelas
4. penggunaan teknologi
5. pemberian nilai
Saran
1. Semoga makalah ini bisa membantu
menambah salah satu referensi mengenai profesi guru
2. Semoga bisa lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah untuk selanjutnya
Sumber:
Nasution, S. 2001. Sejarah
Pendidikan Indonesia.Jakarta : Bumi Aksara
Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru
Profesional dan Implementasi Kurikulim. Jakarta : Quantum Teaching.
Setijadi.1975. Pendidikan di
Indonsia dari Zaman ke Zaman.Jakarta : Balai Pustaka.
File Word-nya bisa unduh di sini : Makalah Guru dari Masa ke Masa
File Powerpoint-nya bisa unduh di sini : Presentasi Guru dari Masa ke Masa
Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disini: Tutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.
0 komentar:
Post a Comment