.
.
Oleh : Fadli Z. Lahay, Sri Rahayu, Fitrah Priskila Abdul.
Tempat : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun : 2016
Pilihan Unduh File Ada Di Bagian Bawah Artikel Ini..!
Ada
beberapa istilah yang sering disalahartikan dan disalah gunakan dalam praktik
evaluasi, yaitu tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Secara konsepsional
istilah-istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai hubungan yang
sangat erat. Istilah “tes” berasal dari bahasa latin yang yaitu testum yang
berarti sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Dalam lapangan psikologi,
tes berarti suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut
dilakukan mulai dari pemberian tugas kepada seseoarang atau untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi
rangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur suatu suatu aspek perilaku tertentu.
Berdasarkan
pengertian pengukuran yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
tertentu. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes
atau non-tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat
validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan, psikologi,
maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya
menggunakan tes. Dalam sejarah perkembangannya, aturan pemberian angka ini
didasarkan pada teori pengukuran psikologi yang dinamakan psychometric.
Meskipun demikian boleh saja suatu kegiatan penilaian dilakukan tanpa melalui
proses pengukuran.
Istilah
penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah
evaluation. Menurut Depdikbud mengemukakan “penilaian adalah suatu kegiatan
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil yang telah dicapai oleh siswa.” Aspek yang dinilai
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Gronlund
mengartikan “penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,
analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta
didik telah mencapai pembelajaran.”
Dari
berbagai pengertian penilaian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Keputusan yang dimaksud adalah tentang keputusan peserta didik, seperti menilai
atau juga keputusan kenaikan kelas dan kelulusan. Kegiatan penilaian harus
dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya
dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal.
Selanjutnya
istilah evaluasi, menurut Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi
dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes. Menurut Bloom (1971), evaluasi adalah
pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
Berdasarkan
pengertian evaluasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (arti dan
nilai) dari sesuatu berdasarkan sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Teknik Penilaian dan Instrumen Penilaian
Untuk
memperoleh data tentang proses dan hasil belajar peserta didik, pendidik dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan
kompetensi yang dinilai. Menurut pedoman umum BSNP (Zainal Arifin, 2012:60),
teknik penilaian yang dapat digunakan, antara lain:
1. Tes
kinerja
Tes
ini dapat menggunakan berbagai bentuk, seperti tes keterampilan tertulis, tes
identifikasi, tes simulasi, uji petik kerja, dan sebagainya. Melalui tes
kinerja ini, peserta didik mendemonstrasikan unjuk kerja sebagai perwujudan
kompetensi yang telah dikuasainya.
2. Demonstrasi
Teknik
ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif
sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
3. Observasi
Teknik
ini dapat dilakukan secara formal maupun informal. Secara formal, observasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati
unjuk kerja dan kemajuan belajar peserta didik. Secara informal, observasi
dilakukan oleh pendidik tanpa menggunakan instrumen.
4. Penugasan
Teknik
ini dapat dilakukan dengan model proyek yang berupa sejumlah kegiatan yang
dirancang, dilakukan dan diselesaikan oleh peserta didik di luar kegiatan kelas
dan harus dilaporkan baik secara tertulis maupun lisan. Penugasan ini dapat
pula berbentuk tugas rumah yang harus diselesaikan peserta didik.
5. Portofolio
Teknik
ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen dan karya-karya peserta didik
dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan
belajar, dan prestasi belajar.
6. Tes
tertulis
Teknik
ini dapat dilakukan dengan cara uraian (essay) maupun objektif, seperti :
benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi.
7. Tes
lisan
Teknik
ini menuntut jawaban lisan dari peserta didik. Untuk itu dalam pelaksanaannya
pendidik harus bertatap muka secara langsung dengan peserta didik. Pendidik
juga harus membuat daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
8. Jurnal
Jurnal
yaitu catatan peserta didik selama berlangsungnya prosese pembelajaran. Jurnal
berisi deskripsi proses pembelajaran termasuk kekuatan dan kelemahan peserta
didik terkait dengan kinerja ataupun sikap.
9. Wawancara
Wawancara
yaitu cara untuk memperoleh informasi secara mendalam yang diberikan secara
lisan dan spontan tentang wawasan pandangan atau aspek kepribadian peserta
didik.
10. Inventori
Inventori
yaitu skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap sikap, minat, dan
persepsi peserta didik terhadap obje psikologis ataupun fenomena yang terjadi.
11. Penilaian
diri
Penilaian
diri yaitu teknik penilaian yang digunakan agar peserta didik dapat
mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam berbagai hal.
12. Penilaian
antar teman
Teknik
ini dilakukan dengan meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan
kekurangan teman dalam berbagai hal. Penilaian ini dapat pula berupa sosiometri
untuk untuk mendapat informasi anak-anak yang favorit dan anak-anak yang
terisolasi dalam kelompoknya.
Pada
umumnya instrumen evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes dan non tes.
Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai sasaran-sasaran penilaian.
1.
Tes
Tes
yang sudah distandarisasi ialah tes yang telah mengalamai proses validitas
(ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk
sekelompok siswa tertentu. Tes, terutama digunakan untuk menilai kemampuan
siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar
mengajar. Ditinjau dari segi pelaksanaan, tes terdiri dari:
a.
Tes Tertulis (Written Test)
Tes tertulis merupakan
instrumen penilaian yang dijawab oleh siswa, meliputi:
Ø Tes
bentuk uraian, yaitu semua bentuk tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban
dalam bentuk uraian. Tes bentuk uraian menuntut kemampuan siswa untuk
mengorganisasi dan merumuskan jawaban dengan kata-kata sendiri. Penilaian pada
setiap satuan program di sekolah hendaknya lebih banyak menggunakan tes bentuk
uraian karena dapat lebih mengungkapkan proses berpikir.
Ø Tes
bentuk objektif, yaitu semua bentuk tes yang mengharuskan siswa memilih
diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban
singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang telah disediakan.
b.
Tes Lisan (Oral Test)
Tes
lisan merupakan instrumen penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan-kemampuan
berupa proses berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah,
mempertanggungjawabkan pendapat, penggunan bahasa, dan penguasaan amteri
pelajaran. Ditinjau dari jenis pertanyaan yang akan diajukan, tes lisan dapat
berbentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Ditinjau dari jawaban
yang diinginkan, dapat berbentuk pertanyaan-pertanyaan berupa hapalan,
pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis, dan evaluasi.
c.
Tes Perbuatan (Performance Test)
Tes
perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas-tugas. Pelaksanaannya
dalm bentuk penampilan atau perbuatan (praktek pengalaman lapangan, praktek
kerja lapangan, praktek olahraga, praktek laboratorium, praktek kesenian, dll).
Penilaian tes perbuatan dapat dilakukan secara kelompok maupun perorangan.
Penilaian tes perbuatan dilakukan pada persiapan, pelaksanaan tugas dan hasil
yang dicapai. Untuk melaksanakan tes perbuatan perlu dipersiapkan dua jenis
alat, yaitu :
Ø Lembaran
tugas (kerja) yang berisi deskripsi mengenai instruksi (petunjuk) yang jelas
sehingga siswa mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukannya. Berdasarkan
lembaran kerja ini dilakukan penilaian terhadap persiapan-persiapan yang
dikerjakan oleh siswa.
Ø Lembaran
pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkah laku siswa selama proses
pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang dicapai.
2.
Non-Tes
Nontes
adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik
evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes.
Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh
meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan lain-lain. Yang berhubungan dengan
kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Para
ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar, kita
harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran bersifat
aneka ragam. Hasil pelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan
dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes.
Keterampilan
dapat diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan
petumbuhan peserta didik dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik
nontes, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, angket, check list, dan
rating scale.
a. Rating
scale
Rating
scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka.
Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat
paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan
perbandingan terhadap angka yang lain.
b. Kuesioner
Kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang
memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner
tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh
orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh
secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti
contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf
maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya.
Dan
bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner
tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan
yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda
silang (X) atau cek (v) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner
terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan
jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c. Menjodohkan/Mencocokan
Menjodohkan/Mencocokan
adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan
jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (v)
pada jawaban yang ia anggap sesuai.
d. Wawancara
Wawancara
suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2
kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden)
diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia
diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara
terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu
yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang
diperlukan saja.
e. Pengamatan
atau observasi
Observasi
adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara
sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi
terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat
dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak
terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor
yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat
dalam obejek pengamatan.
f.
Riwayat hidup
Evaluasi
ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi
sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
Kesimpulan
Pengukuran
adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas tertentu. Dalam
proses pengukuran, tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non-tes).
Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun
variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes.
Dalam sejarah perkembangannya, aturan pemberian angka ini didasarkan pada teori
pengukuran psikologi yang dinamakan psychometric. Meskipun demikian boleh saja
suatu kegiatan penilaian dilakukan tanpa melalui proses pengukuran.
Penilaian
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Keputusan yang dimaksud adalah tentang keputusan peserta didik, seperti menilai
atau juga keputusan kenaikan kelas dan kelulusan. Kegiatan penilaian harus
dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya
dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal.
Evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas
(arti dan nilai) dari sesuatu berdasarkan sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Saran
Makalah ini
berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Sumber:
Arkunto, Suharsini. 2009.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta
Djamarah,
Syaiful Bachri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam interaksi Edukatif. Rineka
Cipta: Bandung
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Remaj.
File Word-nya bisa unduh di sini : Makalah Alat Penilaian Hasil Belajar File Powerpoint-nya bisa unduh di sini : Presentasi Alat Penilaian Hasil Belajar
Catatan:
File Word-nya bisa unduh di sini : Makalah Alat Penilaian Hasil Belajar File Powerpoint-nya bisa unduh di sini : Presentasi Alat Penilaian Hasil Belajar
Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disini: Tutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.
0 komentar:
Post a Comment