.
.
Oleh : Ayu Widarti, Endang, Nur Azizah, Zulkifli R. Galemang, Nurhayati Wolinelo, Helda Rahman,
Siswanti Masulu, Iftiah Muhwindiarsi Napu.
Tempat : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun : 2017
Pilihan Unduh File Ada Di Bagian Bawah Artikel Ini..!
Pengukuran dapat
diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini
adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain Pengukuran hasil belajar adalah suatu kegiatan atau proses untuk membandingkan atau
menentukan kuantitas sesuatu dengan sesuatu lainnya. Kata sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung
sekolah, meja belajar, papan tulis,dan lain-lain. Implikasinya adalah jika kita ingin
mengukur hasil belajar murid, maka kita harus mempergunakan alat pengukur hasil
belajar murid (dengan cara interview, observasi, pemberian tugas, ulangan atau
ujian dengan mempergunakan tes atau nontes). Pengukuran
tidak melibatkan pertimbangan mengenai baik-buruknya, tidak menentukan siapa yang
lulus dan tidak lulus. Pada dasarnya kegiatan menguku ini lebih mengarah kepada kuantitatif.
Dengan demikian, pengukuran hasil belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan membandingkan suatu objek (hasil belajar) dengan skala ukuran yang ditetapkan oleh
pengukur .
Fungsi
pengukuran hasil belajar menurut Muhibbin Syah adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui tingkat
kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu dan proses
tertentu.
2.
Mengetahui
posisi atau kedudukan seseorang dalam kelompok kelasnya.
3.
Mengetahui
tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hasil yang baik pada
umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien.
4.
Untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitif (kemampuan kecerdasan
yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.
5.
Untuk mengetahui
tingkat dan hasil metode mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Penilaian hasil belajar jika dilihat dari segi alatnya
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu tes dan non tes. Tes ada yang diberikan
secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ini dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok, ada tes tulisan (menuntut jawaban dalam bentuk
tulisan), tes ini ada yang disusun secara obyektif dan uraian dan tes tindakan
(menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Sedangkan non tes sebagai alat
penilaiannya mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri, studi
kasus.
Pelaksanaan pengukuran hasil belajar
Pelaksanaan pengukuran hasil belajar
bergantung pada hasil belajar/kemampuan apa yang akan diukur. Apabila yang
diukur hasil belajar kognitif, maka pengukuran akan dilakukan dengan
mengetes atau menguji siswa. Apabila yang diukur hasil belajar bidang sikap,
maka pengukuran dilakukan dengan menggunakan teknik nontes. Sedangkan
dalam bidang psikomotor diukur dengan tes perbuatan dan nontes. Dengan
demikian, ditinjau dari alat ukurnya, maka pengukuran hasil belajar dapat dipilih menjadi teknik tes dan nontes.
Pada pelaksanaan pengukuran ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
a.
Pada permulaan pembelajaran
Untuk merencanakan pembelajaran yang efektif
kita harus mempertimbangakan kemampuan dan karakteristik siswa. Informasi ini
dapat diperoleh dari tes pencapaian.
Dengan cara menginformasikan waktu dan perihal bahan ajar yang akan diujikan serta menginformasikan tata
tertib pelaksanaan ujian. Selain itu informasi yang diperoleh
adalah penguasaan materi. Hal lain yang dapat disaring
dari tes pencapaian ini adalah mengukur pengetahuan
siswa mengenai materi yang telah diajarkan.
b.
Selama proses pembelajaran.
Tes yang diberikan selama pembelajaran digunakan
untuk menentukan bagaimana kemajuan pembelajaran.Informasi ini kemudian dapat
digunakan untuk memodifikasi pembelajaran langsung dan belajar. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran yaitu ;
1.
Menciptakan
suasana ujian yang menyenangkan, sehingga siswa dapat
bekerja dengan baik, tidak tegang dan takut.
2.
Mengatur
tempat duduk sedemikian rupa sehingga siswa tidak saling
membantu atau mencontoh agar hasil tidak bias.
3.
Melakukan pengawasan sebaik-baiknya.
4.
Ujian dimulai dan diakhiri tepat pada waktunya.
5.
Pada akhir pembelajaran
Tes ini akan mengukur seberapa bagus
materi telah dipelajari dengan membandingkan satu siswa
dengan siswa lain atau dengan beberapa profisiensi standar.
Untuk guru pengukuran ini digunakan sebagi evaluasi sumatif.
Dimana guru harus melakukan pelakasanaan pengukuran yaitu:
a)
Mengoreksi semua pekerjaan siswa.
b)
Pekerjaan siswa yang telah dikoreksi harus dikembalikan
c)
Guru dan siswa harus membahas jawaban soal yang telah dikoreksi.
Agar hasil pengukuran benar,
maka koreksi harus dilakukan secara cermat, objektif,
dan adil.Ada beberapa tahapan penerapan teknik koreksi didalam kelas, seperti
teknik koreksi dalam presentasi, teknik
koreksi untuk tes objektif dan teknik koreksi
untuk tes uraian.
·
Teknik koreksi dalam presentasi :
a.
Persiapan. Pada tahap ini siswa diminta
menentukan satu topik yang terkait dengan
pengalaman pribadi dan menuangkannya dalam bentuk peta pikiran.
b.
Penyusunan. Pada tahap
ini siswa mengeksplorasi dan mengembangkan gagasan
berdasarkan peta pikiran yang telah dibuatnya.
c.
Berbagi. Selanjutnya siswa berpasangan dengan teman lain dan saling bertukar tugas yang telah dibuat kemudian saling mengoreksi.
d.
Perbaikan.
Setelah mendapatkan masukan/koreksi dari teman, siswa
segera melakukan perbaikan.
e.
Penyuntingan. Pada tahap
ini siswa melakukan pengecekan tanda baca, salah
tulis, dan kesalahan kecil lainnya dengan bimbingan guru.
f.
Presentasi. Setelah dipastikan tidak ada kesalahan lagi, siswa mempresentasikan karya tulisnya di depan kelas.
Dalam menentukan urutan presentasi,
guru melakukan pengundian dengan cara permainan
sehingga suasana belajar menjadi lebih dinamis
dan menyenangkan bagi siswa.
Setelah semua siswa mempresentasikan karya tulisnya,
guru memberikan refleksi/umpan balik pembelajaran.
·
Teknik koreksi untuk tes objektif :
1. Ganti nama siswa
yang tercantum dalam lembar jawaban dengan kode
tertentu (misalnya dengan angka atau huruf).
2. Apabila jawaban seragam (dalam bentuk soal yang sama), misalnya pilihan ganda semua, gunakan transparansi untuk mengoreksi dan jangan menggunakan kertas yang dilubangi agar jawaban yang meragukan atau lebih dari satu pilihan dapat diketahui.
3. Untuk jenis soal lain, misalnya benar salah, jawaban pendek, dan memasangkan yang harus diperhatikan adalah kepastian kunci jawaban.
·
Teknik koreksi untuk tes uraian :
a) Ganti nama
siswa yang tercantum dalam lembar jawaban dengan kode
tertentu (misalnya angka atau huruf).
b) Persiapkan kunci jawaban ( dapat berupa konsep, kata-kata kunci,generalisasi, dan sebagainya).
c) Lakukan koreksi dengan membaca satu nomor untuk seluruh siswa. Selesaikan nomor pertama untuk seluruh siswa, kemudian nomor berikutnya agar pemberian skor adil.
d)
Baca semua pekerjaan siswa, jangan hanya yang tulisannya baik.
e)
Beri skor pada masing-masing nomor yang telah dikoreksi.
Prinsip-Prinsip Pengukuran Hasil Belajar
Seorang guru perlu mengetahui
prinsip-prinsip umum di dalam melaksanakan pengukuran yaitu:
1.
Di dalam pengukuran
pertama-tama harus ditentukan dan dijelaskan apa yang akan diukur. Sebelum
suatu instrumen pengukuran disusun atau dipilih, harus ditetapkan secara jelas
apa kegunaan pengukuran itu, jadi apa yang akan diukur. Karenanya perlu adanya
deskripsi yang jelas tentang karakteristik atau tingkah laku yang akan diukur.
2.
Teknik pengukuran
harus dipilih berdasarkan kegunaan pengukuran. Apabila suatu aspek tingkahlaku
peserta didik yang akan diukur telah ditentukan secara jelas maka akan dapat
dipilih teknik pengukuran yang sesuai untuk mengukur tingkahlaku tersebut.
Seringkali dipilih suatu teknik pengukuran berdasarkan ketelitian yang dapat
dicapai dengan instrumen, keobjektivan hasil pengukuran, atau kemudahan
pengukuran tersebut dilaksanakan. Semua kriteria ini memang penting tetapi
masih kalah penting dibandingkan dengan kriteria utama ialah apakah teknik
pengukuran itu masih merupakan cara yang paling efektif untuk menentukan apa
yang ingin diketahui tentang subjek yang akan diukur karakteristiknya.
3.
Penilain yang
komprehensif memerlukan adanya sistem gabungan macam-macam teknik pengukuran.
Untuk mengukur hasil belajar peserta didik di dalam pelajaran fisika misalnya,
tidak hanya cukup apabila sebagai instrumen pengukuran dipakai suatu tes
obyektif yang dapat mengukur pengetahuan faktual tetapi tidak dapat menunjukkan
sejauh mana pelajaran telah dapat mengembangkan peserta didik untuk berfikir
kritis, atau ketrampilan motorik, bagaimana pelajaran itu telah merubah sikap
peserta didik, dan sebagainya. Untuk itu semua diperlukan instrument-instrumen
lain seperti checklist atau rating scale, kuesioner, dan sebagainya.
4.
Pemakaian yang
tepat dari teknik-teknik pengukuran memerlukan adanya kesadaran bahwa
masing-masing teknik tersebut mempunyai keterbatasan maupun keunggulannya.
5.
Perlu diingat bahwa
bagaimanapun bagusnya suatu instrument yang dipakai selalu terdapat
kesalahan-kesalahan di dalam pengukuran. Dengan mengetahui adanya
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada instrumen pengukuran maka guru akan dapat
menggunakannya secara hati-hati serta lebih efektif.
Kesimpulan
Pengukuran itu
adalah suatu proses atau kegiatan untuk membandingkan
objek dengan satuan ukuran tertentu.Pengukuran
hasil belajar memiliki beberapa prinsip dan instrumen. Instrumen dalam
pengukuran hasil belajar dapat dibedakan dari kawasan belajarnya yakni
Kognitif, Psikomotorik dan Kognitif. Pengukuran hasil belajar juga memiliki
beberapa tujuan diantaranya untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah
dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu dan proses tertentu. Agar hasil pengukuran benar,
maka koreksi harus dilakukan secara cermat, objektif,
dan adil. Mengukur tingkat kemampuan atau kecerdasan siswa
dalam kegiatan pengukuran dengan tes atau non tes, tentu saja akan mengalami banyak
kesalahan. Terlebih lagi dalam pelaksanaan pengukura hasil
belajar bergantung pada hasil belajar/kemampuan apa yang akan diukur.
Saran
Dengan
adanya penyusunan makalah Strategi pembelajaran dan
klasifikasi pembelajaran dapat memacu para pembaca untuk lebih mengetahui pemahaman
mengenai strategi belajar tersebut. Untuk itu dapat disarankan kiranya
makalah ini dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran,
khusunya untuk mata kuliah Assesment Pembelajaran Geografi
Sumber:
Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disini: Tutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.
0 komentar:
Post a Comment