SAP V Pengantar Geografi

.
.
Dosen Pengampu        : Ahmad Syamsu Rijal S., S.Pd, M.Pd
Program Studi             : Geografi
Kode Mata Kuliah      : GEO10522
Nama Mata Kuliah      : Pengantar Geografi
Jumlah SKS                : 2 SKS
Semester                      : I (Satu)/ Ganjil
Pertemuan                   : V (Lima)
Alokasi Waktu            : 2 x 50 menit
Pilihan Unduh File Ada Di Bagian Bawah Artikel Ini..!
I.         Standar Kopetensi         : Mahasiswa mampu memahami pengertian, perkembangan,
kedudukan Geografi, struktur dan cabang Geografi, Pendekatan Geografi, objek studi geografi dan geosfer, teknik pengamtan dan perekaman dalam geografi.
II.    Kopetensi Dasar              : Mahasiswa dapat memahami pendekatan keruangan pada geografi
Indikator Pembelajaran      : Mahasiswa dapat mendeskripsikan pendekatan keruangan pada geografi, yakni:
-          Pendekatan topik,
-          Pendekatan aktivitas, dan
-          Pendekatan regional.
III. Materi Pembelajaran      :
PENDEKATAN KERUANGAN
Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:
1.      obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan
2.      pendekatan geografi
Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya.
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial proces) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
What? Struktur ruang apa itu?
Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur
Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan areal memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan keruangan (Coffey, 1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan cluster linier pattern untuk kenampakan-kenampakan titik dapat diidentifikasi (Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989).
Agihan kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang memanjang (linier/axial/ribon); kenampakan seperti kipas (fan-shape pattern), kenampakan membulat (rounded pattern), empat persegi panjang (rectangular pattern), kenampakan gurita (octopus shape pattern), kenampakan bintang (star shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi dimuka selalu disertakan dalam setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan (temporal dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
“….belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai Konto Pujon Malang. Bagaimana memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan?
Untuk itu diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang kondisi alam dan masyarakat di wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan kawasan hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena/obyek-obyek yang terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu, pada tahap kedua dapat dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu akan menghasilkan zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam, agak curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang digunakan untuk konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah langsung dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya tanaman pertanian pada zona yang sesuai.
Studi fisik demikian saja masih belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu juga perlu dipelajari. Misalnya jenis mata pencahariannya, tingkat pendidikannya, ketrampilan yang dimiliki, dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Informasi itu dapat digunakan untuk pengembangan kawasan yang terbaik yang berbasis masyarakat setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara penanamannya, pemeliharaannya, dan pemanfaatannya. Dengan pendekatan itu terlihat interelasi, interaksi, dan intergrasi antara kondisi alam dan manusia di situ untuk memecahkan permasalahan banjir dan tanah longsor.

IV. Kegiatan Pembelajaran :
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Model Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu mendeskripsikan pendekatan keruangan pada geografi
mahasiswa mampu mendeskripsikan pendekatan keruangan berdasarkan prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi.
Pendekatan keruangan pada geografi
Model Pembelajaran Langsung, diskusi.

Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan Akhir Pembelajaran
Memberi salam, berdoa, dan mengecek keharian mahasiswa
Menjelaskan dan denginformasikan materi kepada mahasiswa, mengenai pendekatan keruangan pada geografi berdasarkan prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi.
 Pendidik memberikan meluruskan dan menjelasan kembali mengenai materi yang belum di pahami
Memberikan bayangan mengenai materi yang akan di berikan dengan cara memberikan apersepsi kepada mahasiswa
Mahasiswa mengamati dan mencermati penjelasan dari dosen mengenai pendekatan keruangan pada geografi berdasarkan prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi.
 Menyimpulkan materi mengenai yang sudah diajarkan.
Memberikan Motivasi/ dorongan betapa besar manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan.
Melakukan tanya jawab mengenai materi yang disajikan
Pendidik memberikan tugas rumah mengenai pendekatan keruangan pada geografi
 Menginformasikan tujuan pembelajaran (indikator)
Dosen memberikan kuis kepada mahasiswa menyangkut materi sebagai bahan evaluasi.
 Pendidik menutup kegiatan pembelajaran
Alat Pembelajaran
Bahan Pembelajaran
Penilaian
Pustaka
Laptop, LCD
Media Powerpoint
Pertanyaan, keberanian mengemukakan pendapat, tugas
V.    Evaluasi                           :
Gorontalo, 04 Oktober 2015
Dosen Pengampu


Ahmad Syamsu Rijal S., S.Pd, M.Pd
File Word-nya bisa unduh di sini                 SAP V Pengantar Geografi

Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disiniTutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.

0 komentar: