.
.
Oleh : Irwan Muis, Sarjon Lakoro, Erwin S. Kusuma, Batman Sakban.
Tempat : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun : 2017
Pilihan Unduh File Ada Di Bagian Bawah Artikel Ini..!

Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang
hendak diukur. Secara tidak langsung
itu
meliputi tes dan skala yang terdiri atas
sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator hasil belajar. Validitas
berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang
seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai
kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga
sukar ditangkap maknanya.
Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak memahami pertanyaannya.
Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat penilaian yang telah valid untuk suatu
tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang
lain.
Dalam
menggunakan validitas suatu tes,
ada beberapa
hal yang perlu
diperhatikan, yaitu
:
a. Mengacu pada materi yang hendak
diujikan.
b
Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada
sekelompok individu.
c. Berkaitan
dengan derajar dengan istilah
validasi tinggi,
sedang, rendah.
d. Mengacu pada penggunaan hasil evaluasi.
Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Validitas berhubungan
dengan
ketepatan interpretasi hasil
tes
atau instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan
instrumen itu sendiri.
2. Validitas diartikan sebagai derajat yang
menunjukkan kategori yang
bisa mencakup kategori yang bisa mencakup kategori
rendah, menengah,
dan tinggi.
3.Prinsip suatu tes valid, tidak universal.
Validitas suatu tes yang
perlu diperhatikan
oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid
untuk suatu tujuan saja.
Ada
dua unsur penting dalam validitas tes. Unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Validitas suatu tes harus menunjukkan suatu derajat tertentu, ada yang sempurna, ada yang sedang,
dan
ada pula yang rendah.
2.Validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau
tujuan spesifik.
Sebagaimana pendapat R. L Thorndike dan H. P Hagen bahwa “validiti is always in
relation to a specific decision or use”
Pengertian Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan pengukuran. Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the degree of which test score are
free from error
measurement"
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliable. Dengan kata
lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di
dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001:295) reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang
tes ataupun bentuk tes. Menurut
Sumadi Suryabrata (2004:28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Dalam pandangan Aiken (1987: 42) sebuah tes dikatakan reliabel jika skor
yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun dilakukan pengukuran
berulang- ulang. Reliabilitas adalah karakter
lain dari hasil evaluasi. Reliabilitas juga dapat diartikan
sama dengan konsistensi atau
keajegan. Suatu instrumen evaluasi,
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil
yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel
suatu tes, semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu
tes mempunyai hasil yang sama dan bisa
dipakai di suatu
tempat sekolah, ketika dilakukan
tes tersebut.
Reliabilitas
soal merupakan
ukuran yang
menyatakan
tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu tes soal. Untuk mengukur
tingkat keajegan soal ini digunakan
perhitungan Alpha Cronbach.
Rumus yang digunakan
dinyatakan
dengan:
R11
= Keterangan:
n = banyaknya butir soal
S•i2 = jumlah
varians tiap skor
St2 =
varians skor total
Rumus untuk mencari varians adalah: Si2 =
Interpretasi nilai
r11 mengacu
pada pendapat Guilford (Ruseffendi,
1991b: 191):
rii • < 0,20 reliabilitas
sangat rendah
0,20
|
< rii• 0,40
|
reliabilitas
rendah
|
0,420
|
< rii• 0,70
|
reliabilitas
sedang
|
0,70
|
< rii• 0,90
|
reliabilitas
tinggi
|
0,90
|
< rii• 1,00
|
reliabilitas
sangat tinggi.
|
Jenis-jenis Validitas dan Reliabilitas
1. Jenis Validitas
Secara
garis besar ada
dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
1) Validitas Logis
Istilah “validitas logis” mengandung
kata “logis” berasal dari kata “logika” atau validitas logis sering
juga disebut sebagai analisis kualitatif yaitu berupa penalaran atau
penelaahan.
Dengan makna demikian maka
validitas logis
untuk
sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan
hasil penalaran.
Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah
dirancang secara baik,
mengikuti
teori
dan
ketentuan yang ada.
Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya membuat
sebuah karangan, jika
penulisan sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah
baik. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
instrumen yang
sudah disusun
berdasarkan teori
penyusunan instrumen, secara logis sudah valid. Dari penjelasan
tersebut dapat
dipahami
bahwa validitas
logis dapat dicapai
apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang
ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa validitas logis
tidak
perlu
diuji kondisinya
tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.
2) Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”.
Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari
pengalaman. Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda dan
reliabilitas.
Khusus soal-soal pilihan ganda, dua tambahan parameter yaitu dilihat dari
peluang untuk menebak atau menjawab soal benar dan berfungsi tidaknya pilihan
jawaban, yaitu penyebaran semua alternative jawaban dari subyek-subyek yang dites.
Salah satu tujuan dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal dapat diterima karena telah didukung oleh data statistik yang
memadai, diperbaiki karena terbukti terdapat beberapa kelemahan atau bahkan tidak
digunakan sama
sekali karena terbukti secara empiris
tidak
berfungsi
sama sekali.
Ada
empat jenis validitas yang sering digunakan, yakni:
a)
Validitas
isi (content validity)
Sebuah tes dikatakan memilki validitas isi apabila
mengukur
tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isis pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang
diajarkan tertera dalam kurikulum
maka validitas isi ini sering
juga
disebut validitas kurikuler.
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat
penilaian data mengukur isi
yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS harus bisa
mengungkapkan isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara
menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang studi yang hendak diukur.
Disamping kurikulum dapat juga diperkaya dengan melihat atau mengkaji buku sumber.
b)
Validitas
konstruksi (construct validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila
butir-butir
soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan
dalam tujuan instruksional khusus.
Dengan kata lain jika
butir-butir soal mengukur aspek berfikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berfikir yang menjadi tujuan
instruksional.
c)
Validitas
“ada sekarang” (concurrent
validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika
ada
istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau
sehingga data pengalaman
tersebut
sekarang
sudah
ada (ada sekarang, concurrent).
Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium atau
alat banding. Maka hasil tes
merupakan sesuatu yang dibandingkan.
d) Validitas prediksi (predictive validity)
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai hal yang
akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan
apa
yang akan
terjadi pada masa yang
akan datang. Sebagai alat
pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang
diperoleh setelah peserta
tes mengikuti pelajaran di Perguruan
Tinggi. Jika ternyata siapa yang
memiliki nilai tes lebih tinggi gagal dalam ujian semester 1 dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimaksud
tidak memiliki validitas prediksi.
2. Jenis Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara
umum untuk mengukur
reliabilitas, yaitu:
1. Relibilitas stabilitas.
Menyangkut usaha memperoleh nilai
yang sama atau serupa untuk setiap
orang
atau setiap unit yang
diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang
sama, definisi operasional,
dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang
berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap
kali unit diukur skornya haruslah
sama atau hampir sama.
2. Reliabilitas
ekivalen.
Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual
yang dipakai sama tetapi dengan satu atau
lebih indicator
yang berbeda, batasan-batasan operasional, paeralatan pengumpulan data,
dan / atau pengamat-pengamat. Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah.
Cara ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan
yang mengukur
satu variable
dimasukkan dalam kuesioner, maka
pertanyaan-
pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara
tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk
teknik belah
tengah ini.) Hasil masing-masing
bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut
dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila
kedua skor itu
relatif sama,
dicapailah
reliabilitas belah
tengah.
Reliabilitas ekivalen
dapat juga diukur
dengan menggunakan teknik pengukuan yang berbeda.
Kecemasan
misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor
relatif
dari
satu indikator
macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain.
Jadi
bila seorang subyek
nampak cemas
pada
”ukuran gelisah”
orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.
Kesimpulan
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang
mengukur apa
yang hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang terdiri atas
sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator hasil belajar. Validitas
berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang
seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit
sehingga sukar ditangkap maknanya.
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative
konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliable. Dengan kata
lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di
dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001:295) reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan
tentang tes ataupun bentuk tes.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004:28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan
alat tersebut dapat
dipercaya.
Saran
Bagi
pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan kesempatan berikutnya, dan semoga makalah ini dapat memberikan beberapa informasi yang bermanfaat bagi anda
semua
Bagi
pembaca hendaknya bisa memahami dan menghayati tentang latihan analisis butir
( Validitas
dan Reabilitas).
Referensi
Arifin.
Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Jihad. Asep dan
Haris.
Abdul,
Evaluasi Pembelajaran.2008.Yogyakarta:
Multi Pressindo,
Sukardi.
2009.
Evaluasi pendidikan
Prinsip dan Operasionalnya,
Jakarta:
Bumi Aksara,
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html
http://sangbyyou.blogspot.com/2013/05/makalah-evaluasi-pembelajaran.html,
http://mathsamah1989.blogspot.com/2012/10/validitas-dan-reliabilitas-tes-hasil.html, File Word-nya bisa unduh di sini : Makalah Validitas dan Reliabilitas
File Powerpoint-nya bisa unduh di sini : Presentasi Validitas dan Reliabilitas
Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disini: Tutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.
0 komentar:
Post a Comment