Guru Abad Ke-21

.
.
Oleh        : Wa Ode Mutmainnah, Rovilna Usman
Tempat    : Gorontalo
Lembaga : Universitas Negeri Gorontalo
Tahun      : 2016
Pilihan Unduh File Ada Di Bagian Bawah Artikel Ini..!

/Mulai dari kemajuan Information and Communication Technology dan beragam dampak positif negatifnya, semakin kompleksnya permasalahan manusia, dan kita berada pada era kompetitif yang semakin ketat pada abad ke-21 ini, dibutuhkanlah persiapan yang matang dan mantap baik konsep maupun aplikasinya untuk membentuk sumber daya manusia (human resources) yang unggul. Dan yang paling bertanggung jawab dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul adalah lembaga-lembaga pendidikan di mana guru sebagai unsur yang berperan paling dominan dan menentukan .Hal inilah yang membuat guru memikul tanggung jawab yang tidak ringan  dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.
Guru merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan keberadaan manusia. Apabila melihat kehidupan masyarakat yang semakin terdiferensial dan ketika semua orang mempunyai banyak pilihan sebagai ladang kehidupannya, maka citra profesi guru kian merosot didalam kehidupan sosial. Apalagi masyarakat makin lama makin terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga suatu profesi dinilai sesuai nilai materinya. Oleh sebab itu tidak heran bila profesi guru termarjinalkan dan menjadi pilihan terakhir. Fenomena tersingkirnya profesi guru dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu gejala global. Bukan saja di negara-negara maju citra profesi guru semakin menurun namun juga terjadi di negara miskin dan berkembang. Namun demikian, tak ada golongan masyarakat yang tidak membutuhkan profesi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat tanpa profesi guru tidak mungkin tercipta suatu generasi unggul, kreatif dan cerdas. Ironi yang terjadi, begitu besarnya jasa guru dalam membangun masyarakat bangsa namun penghargaan yang diberikan rendah. Sehingga tidak mengherankan bila para pakar berpendapat bahwa profesi guru merupakan “Most thankless profession in the world ”.
Secara konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional, sementara kondisi riil di lapangan masih sangat memprihatinkan, baik secara kuantitas, kualitas maupun profesionalitas guru. Persoalan ini masih ditambah adanya berbagai tantangan ke depan yang masih kompleks di era global ini.
Secara umum, sebagaimana diungkapkan oleh Tilaar (1995), pada masa Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, masyarakat tidak dapat lagi menerima guru yang tidak profesional. Hal ini sesuai dengan rekomendasi UNESCO, yang ditekankan pada tiga tuntutan yaitu:
1.    Guru harus dianggap sebagai pekerja profesional yang memberi layanan kepada masyarakat.
2.    Guru dipersyaratkan menguasai ilmu dan keterampilan spesialis
3.    Ilmu dan keterampilan tersebut diperoleh dari pendidikan yang mendalam dan berkelanjutan.
Bertitik tolak dari rekomendasi tersebut serta profil guru pada saat ini, seharusnya guru pada abad 21 benar-benar merupakan guru yang profesional, agar mampu menghadapi tantangan abad 21. Untuk itu, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, serta kompetensi pedagogik seorang guru perlu dikembangkan sehingga mampu mendidik siswa yang mempunyai kemampuan memprediksi dan menanggulangi.
Di sisi lain, tugas-tugas guru yang bersifat profesional harus ditunjang oleh sistem penghargaan yang sesuai, sehingga guru mampu memfokuskan diri pada peningkatan kualitas layanan yang diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria pekerjaan profesional yang menyebutkan bahwa guru berhak mendapat imbalan yang layak, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk penghargaan, hormat, dan rasa segan masyarakat terhadap guru.
1.      Ciri – Ciri Profesi Guru Abad Ke-21
Menghadapi tantangan abad 21, diperlukan guru yang benar-benar profesional. Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional. Masing-masing adalah :
·       Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang
·       Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik
·       Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
·       Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan
·        Menguasai subjek (kandungan kurikulum)
·       Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran & pembelajaran)
·       Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka
·       Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology)
·       Memiliki kemahiran konseling
2.         Kerja Sama Dengan Negara Maju
Kerjasama adalah suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia diantara kedua belah pihak untuk tujuan bersama sehingga mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Negara ibarat manusia. Setiap manusia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia membutuhkan orang lain dalam pergaulan. Begitu pula negara. Setiap negara bekerja sama dengan negara lain. Salah satu bentuk kerja sama tersebut ialah dalam perdagangan. Bentuk-bentuk kerjasama antarnegara dapat digolongkan sebagai berikut:
1)   Kerja sama bilateral
Kerjasama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara. Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerja sama perdagangan dengan negara mitra. Kerja sama bilateral biasanya dapat dilaksanakan antara Indonesia dan suatu negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia dan keduanya telah menandatangani “Persetujuan” atau Agreement, yang akan menjadi tonggak bentuk kerja sama bilateral. Contoh kerjasama bilateral Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.    Kerjasama Indonesia-singapura. Idonesia dan Singapura menjalin kerja sama di berbagai bidang. Indonesia mengekspor minyak mentah, timah, gas alam, sayur-sayuran, daging,dan kayu lapis ke singapura. Singapura secara konsisten menjadi investor asing terbesar di Indonesia. Kerja sama antara Indonesia dan Singapura juga meliputi beberapa bidang, termasuk kesehatan, pertahanan, dan lingkungan hidup.
2.    Kerjasama Indonesia Australia. Perdagangan dan perniagaan antara Australia dan Indonesia semakin tumbuh. Perdagangan dua-arah semaikin meningkat. Lebih dari 400 perusahaan Australia sedang melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha pertambangan sampai telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai mitra dagang dengan perusahaan dan pemerintah Indonesia.
3.    Kerjasama Indonesia Malaysia. Investor dari Malaysia banyak menanamkan investasinya dalam industri perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, di Malaysia juga banyak di tempatkannya Tenaga Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT), petugas medis, pekerja bangunan serta tenaga profesional lainnya.
4.    Kerjasama Indonesia Thailand. Indonesia dan Thailand bekerjasama dalam pengembangan pertanian, serta bebagai hal mengenai pengolahan produk pertanian. Tidak heran jika di negara kita banyak ditemukan produk pertanian yang berasal dari negara Thailand.
5.    Kerjasama Indonesia Philipina. Hubungan antara Indonesia dengan Fillipina berpusat pada kerja sama di bidang perdagangan ekspor-impor. Indonesia mengekspor minyak bumi, baja, besi, dan alumunium ke Filipina. Sementara Filipina mengekspor gula dan kopra ke Indonesia. 
6.    Kerjasama Indonesia-brunei Darussalam. Indonesia mengekspor sayur-sayuran, buah-buahan, pakaian jadi, dan kendaraan ke Brunei Darussalam. Selain itu Indonesia juga mengirimkan tenaga pengajar dan tenaga ahli lainnya ke Brunei Darussalam. 
7.    Kerjasama Indonesia-kamboja. Pada saat ini Indonesia mencoba merealisasikan gagasan untuk membentuk Joint Agricultural Working Group. Kamboja selama ini dianggap sebagai penghasil beras berkualitas baik dan sebagian besar di ekspor dalam bentuk gabah. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia berharap dengan kerja sama ini bisa meningkatkan kualitas pangan yang semakin baik.

2)   Kerja sama regional
Kerjasama regional merupakan kerja sama antara negara-negara dalam satu wilayah atau satu kawasan. Tentunya beberapa negara yang berada di kawasan atau wilayah tertentu ini memiliki tujuan yang sama dalam bidang ekonomi sehingga mereka saling membantu antarnegara. Sebagai negara yang terletak di Asia Tenggara Indonesia bekerjasama, antara lain dalam :
/

ASEAN
1.    Asean(Association of Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara). Negara-negara ASEAN juga bekerja sama dalam bidang  ekonomi dan sosial budaya. Dalam bidang ekonomi meliputi : Membuka Pusat Promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi dan pariwisata di Tokyo Jepang, dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor ke Jepang dan meningkatkan penanaman modal serta arus wisata Jepang ke negara-negara ASEAN. Menyelenggarakan pembangunan proyek-proyek industri ASEAN, antara lain: proyek pabrik pupuk urea ammonia di Aceh, Indonesia (ASEAN Aceh Fertilizer Project). proyek pabrik urea di Malaysia (ASEAN Urea Project). proyek industri tembaga di Filipina (ASEAN Copper Fabrication Project). proyek pabrik vaksin di Singapura (ASEAN Vaccine Project). proyek abu soda di Muangthai (Rock Salt Soda Ash Project).
2.    APEC(Asia-Pacific Economic Cooperation). Kerjasama Ekonomi APEC adalah forum kerjasama ekonomi yang terbuka, informal, tidak mengikat, dibentuk di Canberra November 1989. Keanggotaan APEC terdiri 21 ekonomi. Australia, Brunai Darussalam, Kanada,Cili, Republik Rakyat Cina, Hongkong-Cina, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua New Guinea, Filipina, Singapura, Taiwan-Cina Taipe, Thailand, Amerika Serikat, Peru, Rusia, Vietnam. Salah satu dalam APEC adalah Kerjasama Ekonomi dan Teknik (ECOTECH) Program ini mencakup memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan pelatihan dan pendidikan dalam perdagangan internasional.
3.    AFTA (Asean Free Trade Area) AFTA adalah bentuk kerjasama negara-negara ASEAN yang bertujuan menciptakan area perdagangan bebas di kawasan ASEAN. AFTA dibentuk pada bulan Januari 1992. Pembentukan AFTA bertujuan untuk mrningkatkan spesialisasi di negara anggota ASEAN, meningkatkan kegiatan ekspor dan impor, serta meningkatkan investasi bagi negara ASEAN. Konsep AFTA adalah penurunan tarif perdagangan antarnegara ASEAN sehingga menurunkan biaya ekonomi.

3)   Kerja sama multilateral
Kerja sama multilateral adalah suatu bentuk kerja sama antara beberapa negara. Sebagian besar organisasi internasional, seperti PBB dan WTO, Beberapa contoh kerjasama multilateral yang dilakukan Indonesia adalah sebagai berikut :
1.    PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat ) United Nations atau disingkat (UN). PBB adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, keamanan internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi dan pencapaian perdamaian dunia.
2.    WTO (World Trade Organization). WTO adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di antara anggotanya (WTO, 2004a). Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT.
3.         O C D
Sebagaimana diketahui Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia saat ini. Pertumbuhan Indonesia sangat pesat dilihat dari angka tahun lalu yaitu sekitar 16,8% pertumbuhan ekonominya. Bapak/Ibu tahu pertumbuhan ekonomi di Jepang tahun lalu berapa persen? Minus 0.75%. Tapi itu bukan suatu fenomena yang aneh di dunia ini. Di negara-negara maju pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah, rata-rata 1-3%. Jadi kalau sudah melewati masa industrialisasi, suatu negara itu pasti mengalami pertumbuhan yang sangat rendah. Kalau melihat percepatan pertumbuhan Indonesia saat ini bisa diperkirakan 10-15 tahun yang akan datang, Indonesia akan mengalami era paska industrialisasi. Jadi kita harus mengantisipasi masa yang akan datang.
Siswa-siswa maupun mahasiswa saat ini pasti mengalami era paska industrialisasi. Kalau begitu apa yang harus kita antisipasi dalam abad 21, ada 4 poin. Ini merupakan ciri khas kurikulum pendidikan nasional yang ada di 34 negara anggota OCD. Negara-negara OCD sudah menyusun kebijakan pendidikannya berdasarkan berikut ini.
Pertama, mengantisipasi masyarakat yang berbasis pengetahuan. Kita harus mendapatkan kemampuan bagaimana memberdayakan kapasitas yang kita miliki. Maksudnya tidak hanya mendapatkan pengetahuannya saja tapi memanfaatkan dan mengaplikasikan apa yang kita dapat. Dalam hal ini setiap negara menitikberatkan beberapa poin.
Kedua, Kreatifitas atau daya eksplorasi atau kemampuan komunikasi dalam hal ini harus diutamakan. Kita harus mengantisipasi masyarakat yang terdapat berbagai budaya atau keanekaragaman yang harus kita hargai. Tapi menurut saya Indonesia sebetulnya dari dulu merupakan masyarakat yang terdapat keanekaragaman budaya, suku, bahasa dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui, Eropa tidak seperti di Indonesia. Tidak terdapat berbagai budaya. Tapi di negara-negara Eropa seperti itu sedang mengalami perubahan dimana terdapat berbagai aneka budaya dan keanekaragaman. Coba kita lihat ke London sekitar 75% penduduk ternyata dari luar. Italia atau Finlandia itu tadinya hanya 1 suku saja tapi negara seperti itupun sekitar 15% itu imigran atau pendatang dari luar. Beberapa negara sudah berhasil merespon perubahan seperti, Finlandia, Australia dan sebagainya. Dan juga Canada, juga terdapat berbagai suku dan bangsa. Jadi kalau jaman dulu keanekaragaman itu merupakan suatu kendala dalam mempromosikan/mengembangkan pendidikan. Tapi justru jaman sekarang keanekaragaman bisa mendorong kualitas pendidikan.
Dan ketiga, kita juga masih bisa mengantisipasi masyarakat yang terdapat kesenjangan. Sebagaimana sudah diketahui globalisasi juga ada sisi negatifnya. Memperluas kesenjangan sosial atau kesempatan pendidikan. Jadi di negara maju pun salah satu tantangannya adalah bagaimana menjamin hak-hak anak untuk belajar. Contohnya apa yang terjadi di Jepang. Jaman dulu tidak adanya kesenjangan sosial Namun berdasarkan hasil survey OCD pada tahun 2005, kita diposisikan 5 terburuk dalam hal ada/tidak adanya kesenjangan sosial.
Berdasarkan OCD, perhitungan penduduk miskin itu hanya memiliki rata-rata penghasilan penduduk. Berdasarkan perhitungan tersebut yang terburuk, mulai dari Turki, Meksiko, Amerika dan Jepang. Dengan demikian sekitar 15.7% dianggap penduduk miskin. Kalau melihat kota besar seperti Tokyo dan Osaka, sekitar 30% dianggap miskin. Suatu wilayah tertentu di Tokyo sekitar 60% penduduknya dianggap miskin. Kalau untuk orang seumur saya setiap orang percaya namanya pasti manusia mendapatkan jodoh, punya pasangan, punya anak. Yakin dalam pola seperti itu. Tapi kalau sekarang, umur 40 tahunan sepertiganya belum kawin. Dan sepertiga berkali-kali menikah. Dan sisanya lagi hanya sekali. Jadi bentuk atau pola berubah drastis. Dalam hal ini yang paling penting adalah siapa yang memperhatikan anak-anak dan setiap yang menjamin hak-hak anak untuk belajar.
Dan poin ke empat adalah kita harus mengantisipasi atau merespon masyarakat madani yang semakin matang. Hal ini dikatakan sebagai peradaban. Semakin memasuki era globalisasi, setiap negara memikirkan hal ini. Kalau jaman dulu, pendidikan hanya memikirkan rakyat secara nasionalnya saja. Sekarang sudah tidak ada batas lagi. Masyarakat madani yang saya maksud ada 3 arti. Pertama, misalnya kita sebagai masyarakat global atau regional Asia. Kedua, kita sebagai warga negaranya. Ketiga sebagai masyarakat global atau setempat. Kita mengikuti 3 definisi tersebut. Jadi globalisasi sudah menghapuskan berbagai batasan-batasan yang ada di negara kita. Batasan negara atau lainnya. Kita harus memasuki masyarakat madani. Dan dalam hal ini kita harus terbuka untuk semua pihak. Tadi kalau gejala/fenomena ini dibiarkan begitu saja, individualisme/ego saja yang bertemu.
Kalau kita biarkan persaingan egonya yang bertemu dan menimbulkan berbagai macam masalah. Contohnya, Amerika banyak masalah. Apa-apa dituntut ke pengadilan. Kalau itu terjadi, pengacara saja yang kaya raya. Karena kita harus bersaing terus dengan berbagai pihak dan menjadi stres. Semakin lama harus bergantung dengan konselor. Dengan demikian moral publik juga makin hancur. Demokrasi tidak berfungsi kalau terjadin fenomena seperti itu.
Dengan demikian kita hanya mau bergaul dengan sesamanya saja yang sepikiran atau prinsipnya saja. Jadi banyak kelompok yang prinsipnya sama saja yang bergaul. Dalam masyarakat seperti ini yang penting adalah : Pertama, moral umum/publik sangat penting. Demokrasi harus kita jaga. Jangan selalu bergantung dengan konselor atau psikis. Tapi juga saling mendukung atau bekerjasama melakukan kolaborasi. Memasuki abad 20, ilmuwan mendefinisikan ulang istilah capital atau modal. Kalau modal ekonomi seperti yang Bapak/Ibu tahu maksudnya adalah uang. Kalau human capital=sumber daya manusia. Ada juga culture capital atau sumber daya yang berdasarkan pendidikan/kebudayaan. Tapi selain sumber daya atau modal yang akan dimiliki negara-negara yang berhasil dalam ekonomi sudah tahu/memperhatikan ada satu lagi capital yang harus kita punya, yaitu social capital atau modal sosial. Coba kita lihat negara-negara yang sukses dalam arti ekonomi saat ini semuanya memiliki modal sosial tersebut. Maksudnya hubungan antar manusia atau interaksinya. Ada tidaknya kerjasama/kolaborasi atau komunikasi seperti apa. Ada ilmuwan terkemuka dari Universitas Harvard, Robert Pattimann mengemukakan bahwa negara-negara yang sukses itu memiliki kunci yang mutlak yaitu modal sosial itu. Yaitu memiliki interaksi di masyarakat, ada kerjasama dan kolaborasi di masyarakat. Saya rasa pendapat itu sangat tepat sekali. Namun Amerika Serikat sendiri pada kenyataannya hancur juga ekonominya, karena individualismenya atau terlalu masing-masing urusannya. Ada bukunya yang berjudul Bowling Alone. Tapi kita coba membayangkan main bowling sendiri tidak lucu. Tapi kalau kita melihat tempat bermain bowling di Amerika dibuat sedemikian rupa bisa main sendirian.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dinamika kehidupan yang berkembang sangat cepat menuntut adanya peningkatan kemampuan profesional guru agar profesi guru tidak larut dalam perkembangan zaman. Upaya peningkatan kemampuan profesional tidak seharusnya berhenti ketika guru memperoleh ijazah pendidikan keguruannya. Akan tetapi harus terus dikembangkan melalui pembinaan-pembinaan dan studi kasus di lapangan agar pengalaman yang diperoleh lebih nyata.
Dinamika kehidupan yang berkembang sangat cepat menuntut adanya peningkatan kemampuan profesional guru agar profesi guru tidak larut dalam perkembangan zaman. Upaya peningkatan kemampuan professional tidak seharusnya berhenti ketika guru memperoleh ijazah pendidikan keguruannya. Akan tetapi harus terus dikembangkan melalui pembinaan-pembinaan dan studi kasus di lapangan agar pengalaman yang diperoleh lebih nyata.
Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar peranan organisasi profesi guru tidak hanya menekankan kepada perbaikan sosial profesi, tetapi juga pada upaya peningkatan profesionalitas dan pembinaan guru. Akhirnya semua pihak diharapkan terlibat secara aktif dalam rangka bersama-sama berjuang sehingga calon guru nantinya kedepan menjadi pribadi-pribadi guru yang profesional, berkarakter, otonom dan kreatif serta cerdas, sebuah guru masa depan yang diidamkan masyarakat yaitu seorang guru abad 21.


Sumber:
Lahamuddin, Basri. 2011. Guru Abad 21, (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2016/09/28/guru-abad-21/), diakses 28 september 2016.
Sutamto. 2010. Tantangan Guru pada Abad Ke-21, (Online), (http://sutamto.wordpress.com/2016/09/28/tantangan-guru-pada-abad-ke-21/), diakses 28 september 2016
Febryani, Yoeyhan. 2012. Guru Abad 21, (Online), (http://yoeyhanfebryani.blogspot.com/2016/09/guru-abad-21.html), diakses 28 september 2016


File Word-nya bisa unduh di sini           Makalah Guru Abad Ke-21
File Powerpoint-nya bisa unduh di sini Presentasi Guru Abad Ke-21


Catatan:
Cara download file-nya bisa di lihat disiniTutorial Download File Menggunakan Desktop atau Tutorial Download File Menggunakan Mobile Android atau bisa lihat langsung melalui video di samping..!
.
.

0 komentar: